Selasa, 16 April 2013

Dekati Penderita Jauhi HIV AIDS
Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) adalah nama virus yang menyebabkan AIDS, sedangkan Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau bisa dibuat sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV. Sebelum HIV berubah menjadi AIDS penderitanya akan tampak sehat dalam waktu kira-kira 5 sampai 10 tahun. Penularan virus ini sering terjadi pada saat seseorang berhubungan intim, jarum suntik yang terkontaminasi, ibu yang sedang menyusui, dan berbagai macam bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Untuk menanggulangi kasus HIV, di tanjungpinang telah di sediakan kantor komisi penanggulangan Aids (KPA) yang terletak di Bintan center  kilo meter sembilan. “ HIV tidak ditularkan melalui jabatan tangan, sentuhan, ciuman, berpelukan, minum dan makan bersama,ujar Beni Kusmajadi selaku sekretaris KPA pada jum’at (12/4). Catatan di KPA Kepri pada tahun 2012 penderita HIV AIDS mencapai 17 ribu jiwa dan tingkat penederita HIV AIDS lebih banyak wanita dibandingkan pria.
Penyebaran virus HIV AIDS di Kepri lebih banyak tersebar melalui hubungan seksual. Umur penderita AIDS di kepri berkisar antara  usia produktif  15 sampai 49 tahun. Kawasan  yang paling rawan didaerah tanjungpinang terdapat di tempat hiburan malam, hotel dan di tempat lokalisasi prostitusi. Beni mengatakan “ hal yang paling sulit  ialah melindungi mereka yang yang belum terkena HIV AIDS.”
“Untuk mencegah HIV agar tidak menjadi AIDS, para penderita dapat mengkonsumsi pil Anti Retro Viran ( ARV ), selain itu juga diberikan Kondom yang telah disediakan oleh pemerintah ,” ujar beni.
Sedangkan untuk melakukan konsultasi penderita HIV AIDS di tanjungpinang, telah disediakan Komunitas Peduli Aids Kepri ( KOMPAK ) yang terletak di jalan Sei Payung Nomor 80 tanjungpinang. Sri Rahayu (49) selaku direktur utama KOMPAK mengatakan “ penderita HIV AIDS di tanjung pinang ini berimbang antara wanita dan pria, penderita HIV AIDS juga dapat diketahui melalui Tes darah .”
Sri Rahayu, telah berpengalaman menangani kasus penderita HIV AIDS mulai dari tahun 2007. Penderita HIVAIDS kebanyakan berasal dari keluarga yang kurang mampu, dan untuk pengobatan dan konsultasi telah digratiskan bagi para penderita. Orang Dengan HIV AIDS ( ODHA ) harus selalu diberikan semangat dan motivasi agar hidup mereka lebih baik.
Beberapa pengalaman yang telah Sri Rahayu alami  selama menjabat sebagai direktur KOMPAK di antaranya adalah, “setiap kali saya berjalan dengan seseorang,orang lain menduga kalau saya berjalan dengan penderita AIDS, selain itu ada juga penderita HIV yang tidak menyadari bahwa ia terkena HIV saat berusia 19 tahun dan ia baru menyadari kalau ia positif  HIV pada saat  terjaring pemeriksakan ibu hamil,” ujar Sri Rahayu. Sri rahayu berpesan kepada pasangan yang akan menikah sebelum menikah sebaiknya melakukan cek darah, apakah pasangan tersebut mengidap HIV atau tidak.”
Ade Triwidodo (30), selaku pengelola program di KOMPAK sudah menjumpai penderita HIV setiap hari dan kondisi penderita HIV sama seperti kita. Ia mengatakan” jangan merasa takut dengan penderita HIV karena HIV itu menular hanya melalui tiga cairan yaitu cairan darah, Air mani, dan air susu ibu,”ujarnya.
Dampak dari HIV AIDS adalah penurunan berat badan, dan beberapa penderita yang ditangani oleh Dodo adalah penderita yang sudah stadium lanjut. Pengalaman Dodo yang paling menyedihkan ialah ketika salah satu  temannya yang mengidap HIV AIDS meninggal dunia dan ia hanya di Rawat selama satu hari di rumah sakit. Bahkan setelah meninggal dunia pun temannya tersebut tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari Rumah Sakit. Sehinnga Dodo menyimpulkan,bahwa seolah-olah penyakit HIV ini adalah penyakit yang menakutkan,”ujarnya.
Penderita HIV AIDS bukan untuk dijauhi, karena untuk mengetahui bagaimana kondisi penderita HIVAIDS saat ini kita dapat bercermin pada diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar