Dekati Penderita Jauhi
HIV AIDS
Human
Immunodeficiency Virus ( HIV ) adalah nama virus yang menyebabkan AIDS,
sedangkan Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) merupakan kumpulan dari
gejala dan infeksi atau bisa dibuat sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan
sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV. Sebelum HIV berubah menjadi
AIDS penderitanya akan tampak sehat dalam waktu kira-kira 5 sampai 10 tahun.
Penularan virus ini sering terjadi pada saat seseorang berhubungan intim, jarum
suntik yang terkontaminasi, ibu yang sedang menyusui, dan berbagai macam bentuk
kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Untuk
menanggulangi kasus HIV, di tanjungpinang telah di sediakan kantor komisi
penanggulangan Aids (KPA) yang terletak di Bintan center kilo meter sembilan. “ HIV tidak ditularkan
melalui jabatan tangan, sentuhan, ciuman, berpelukan, minum dan makan bersama, “ujar Beni Kusmajadi selaku
sekretaris KPA pada jum’at (12/4).” Catatan di KPA Kepri pada tahun 2012
penderita HIV AIDS mencapai 17 ribu jiwa dan tingkat penederita HIV AIDS lebih
banyak wanita dibandingkan pria.
Penyebaran
virus HIV AIDS di Kepri lebih banyak tersebar melalui hubungan seksual. Umur
penderita AIDS di kepri berkisar antara usia
produktif 15 sampai 49 tahun. Kawasan yang paling rawan didaerah tanjungpinang
terdapat di tempat hiburan malam, hotel dan di tempat lokalisasi prostitusi.
Beni mengatakan “ hal yang paling sulit
ialah melindungi mereka yang yang belum terkena HIV AIDS.”
“Untuk
mencegah HIV agar tidak menjadi AIDS, para penderita dapat mengkonsumsi pil
Anti Retro Viran ( ARV ), selain itu juga diberikan Kondom yang telah disediakan
oleh pemerintah ,” ujar beni.
Sedangkan
untuk melakukan konsultasi penderita HIV AIDS di tanjungpinang, telah disediakan Komunitas Peduli Aids
Kepri ( KOMPAK ) yang terletak di jalan Sei Payung Nomor 80 tanjungpinang. Sri
Rahayu (49) selaku direktur utama KOMPAK mengatakan “ penderita HIV AIDS di
tanjung pinang ini berimbang antara wanita dan pria, penderita HIV AIDS juga
dapat diketahui melalui Tes darah .”
Sri Rahayu, telah berpengalaman menangani
kasus penderita HIV AIDS mulai dari tahun 2007. Penderita HIVAIDS kebanyakan berasal
dari keluarga yang kurang mampu, dan untuk pengobatan dan konsultasi telah
digratiskan bagi para penderita. Orang Dengan HIV AIDS ( ODHA ) harus selalu diberikan
semangat dan motivasi agar hidup mereka lebih baik.
Beberapa
pengalaman yang telah Sri Rahayu alami
selama menjabat sebagai direktur KOMPAK di antaranya adalah, “setiap
kali saya berjalan dengan seseorang,orang lain menduga kalau saya berjalan dengan penderita AIDS,
selain itu ada juga penderita HIV yang tidak menyadari bahwa ia terkena HIV
saat berusia 19 tahun dan ia baru menyadari kalau ia positif HIV pada saat
terjaring pemeriksakan ibu hamil,” ujar Sri Rahayu. Sri rahayu berpesan
kepada pasangan yang akan menikah “ sebelum menikah sebaiknya melakukan cek darah, apakah pasangan tersebut
mengidap HIV atau tidak.”
Ade Triwidodo (30), selaku pengelola program di
KOMPAK sudah menjumpai penderita HIV setiap hari dan kondisi penderita HIV sama
seperti kita. Ia mengatakan” jangan merasa takut dengan penderita HIV karena
HIV itu menular hanya melalui tiga cairan yaitu cairan darah, Air mani, dan air
susu ibu,”ujarnya.
Dampak
dari HIV AIDS adalah penurunan berat badan, dan beberapa penderita yang
ditangani oleh Dodo adalah penderita yang sudah stadium lanjut. Pengalaman Dodo
yang paling menyedihkan ialah ketika salah satu
temannya yang mengidap HIV AIDS meninggal dunia dan ia hanya
di Rawat selama
satu hari di rumah sakit. Bahkan setelah meninggal dunia pun temannya tersebut tidak
mendapatkan pelayanan
yang baik dari Rumah Sakit. Sehinnga Dodo menyimpulkan, “bahwa seolah-olah penyakit HIV ini
adalah penyakit yang menakutkan,”ujarnya.
Penderita HIV AIDS bukan untuk dijauhi, karena untuk mengetahui
bagaimana kondisi penderita HIVAIDS saat ini kita dapat bercermin pada diri
kita sendiri.